Menu Navigasi

Kamis, 30 Juni 2011

Ini Sudah Senja

Aku ingin berlari

menembus ruang dan waktu

ke masa dimana aku belum berdosa – kembali

ke masa lampau sebelum bersalah – aku

ke zaman saat aku masih putih dan suci

Aku ingin jarum jam – memutar

searah pergerakan orang yang thawaf

balik peristiwa untuk meremaja kembali – Memutar

Berputar mundur menuju kanak kanak tanpa khilaf

hingga tenggelam jauh menjadi bayi suci yang tawar

Untuk menghapus garis

yang tergores dalam lembaranku

Tapi --Penghapus seperti apa??

Garis itu terlalu banyak dan mengotori

lemabaran yang dulu putih.

Aku berpikir untuk merobeknya

agar aku tak punya coretan kotor

Haruskah Kurobek? Lalu

Tapi aku tak akan punya lembaran sama sekali.

Akupun tak tahu apakah Tuhan mau memberikanku

selembar yang baru – lagi

Beri aku hembusan sejuk

mentari nan hangat

pijakan kuat

pegangan yang kokoh

dan selembar putih yang baru

Aku ingin menulis sekali lagi.

(Sirami aku dengan cahaya surgaMu, izinkan aku tumbuh sekali lagi)

Saya Sayang sama Wanita Saya

Pernah berpikir gimana sakitnya melahirkan??? Atau sudah ngerasain barangkali?? hahah

Jelas pria gak akan kuat nahan sakitnya saat ngeluarin anak. Pria gak akan sanggup (Tuhan maha tahu, Tuhan tahu pria gak akan sanggup dan kuat untuk melahirkan seorang anak,lantas Tuhan memberikan dan mempercayakan amanat (melahirkan) itu kepada kaum wanita). Anda yang sedang membaca ini pasti tahu Ibu kita ngebrojolin kita itu sakitnya 2/3 mati (kiasan lebay dari 1/2 mati, mudah mudahan aja kiasan 2/3 mati buah pikiran gue ini bakal jadi kiasan gaol gela yang ngetren di masa depan) sakiiiit minta ampun (nyeRI kabina bina). Jadi kita gak pantes banget buat buat nyakitin lagi ibu kita yang udah kita sakitin saat lahirin kita. Kemudia untuk para Ayah, Papah, Papih, Bapak, Abah, dan sebangsanya (sejenisnya) please stop mengasari wanita (istri)karena mereka harus sakit 2/3 mati setelah sembilan bulan sebelumnya memberikan nikmat 2/3 mati.

the points are : Sayangi wanita, Ibu kita, Istri, Pacar, teman teman wanita, dan semua manusia yang mempunyai fungsi melahirkan. jangan mengasari mereka.

Setelah anda membaca tulisan ini :Lets say! "Saya tidak akan menyakiti wanita wanita saya".

Saya Saya Salah Salah Lagi

Tuhan

kenapa saya selalu melakukan kesalahan??

kenapa setiap apa yang saya lakukan

hanya menjadi sesuatu yang salah

.. salah lagi-salah lagi,,

semua serba salah,

saya juga ingin menjadi orang yang bisa diandalkan.

menjadi seseorang yang bisa membantu,

menjadi orang yang dipercaya,

saya ingin orang pecaya sama saya,

saya tulus tuhan,

TUHAN, tolong baca tulisan saya ini, saya menyayangi dia apa adanya Tuhan,

bneran, suer,, tuhan,, please.

Tuhan,, TUHAN. Tuhann ,,ya Tuhan. oia ,, saya mau tanya.. apa saya berjodoh sama pacar saya??

Teman Saya Belum Datang Juga

saya sudah duduk sejak pukuk 7.30 pagi,
sendirian.
Seorang cleaning service berdiri
tepat
di sebelah kanan saya.
Tangan kanannya memegang kain lap
sedangkan
yang satunya memegang botol
berisi cairan pembersih yang saat ini
ia pergunakan untuk menyemprot
pintu kaca otomatis-yang belum menyala.
Sesekali ia melirik ke arah saya.
Mungkin heran seorang pemuda duduk
di seberang tangga berjalan yang masi mati
tanpa
seorang teman.
Saat ini saya memang sendirian
namun
tidak lama lagi tidak akan.
Saya d sini
di lantai satu
plasa jembatan merah
di tempat yang kamu janjikan.
Iya, kamu.
Kamu yang sedang membaca tulisan ini.

Minggu, 19 Juni 2011

Lihat dulu sebentar ke sini

saya berdiri sendirian dalam perasaan yang sunyi. saya hanya bisa menundukan kepala tanpa berani menatap wajah yang sebenarnya selalu hadirkan getar syahdu. Sayapun takkuasa melontarkan sapaan yang dulu selalu hangat dalam setiap pertemuan. Saya hanya bisa tersenyum dari jauh. Saya ingin senyuman itu, senyuman yang menuntun pada tawa, dan bahagia. Saya ingin sapaan itu, yang hangat dan memapah Saya kembali menuju gembira. Saya hanya ingin menyapa Anda dengan enam kata : Saya cinta dan Saya makin cinta. Saya sayang sama "cewek". maafkan Saya. kasar Saya, khilap Saya, salah Saya, dan egois Saya. terangi Saya dengan lentera hati Anda. tunjukan Saya jalan menuju serambi hati kemudian bilik utama. tentu saja milik Anda.

R.P.S.B.A

Saya ingin ”cewek” selalu ada disamping saya. Saya ingin “cewek” menyapa saya. Saya ingin “cewek” sms Saya walau hanya sms “lagi aph?”.

Tuhan buat “cewek” tetap berada di samping saya, selalu.

lebih dari sekedar makan kerupuk ,mendorong gerobak, menanam pisang, naik becak apalagi "tuuuuuuuuut".

Saya Telah Merasa Haus Saat ini

Air itu milik saya, kenapa kamu meminumnya?
Saat ini saya memang tidak haus
tapi
suatu saat tentu saya akan kehausan dan membutuhkan air itu
untuk saya minum,
tapi
kamu
telah meminumnya.

Saya tahu kamu telah salah
dan
sayapun menyadari bahwa mungkin
kamu tidak sengaja meminumnya.
Saya teman kamu karena
kamu telah menjadi teman saya sedari dulu.

Teman, air itu milik saya
dan
kamu terlanjur meminumnya.
Air itu telah terkurung di lambungmu
sebelum merambat di ususmu.
Walau Tuhan telah memberikan segelas yang baru,
air yang kini telah kau kencingkan itu
adalah air saya yang dulu sangat jernih
yang seharusnya saya minum
saat
saya merasa haus seperti sekarang.

Aku Telah Kaubuang

Mencoba menelaah lebih jauh arti air mata, tak ada jawaban atas pertanyaan.
Mengerenyit karena heran,
memudar karena rasa sakit,
tersenyum mungkin pasrah.
Menengadah seraya menunduk adalah ketidakmungkinan yang menjadi misteri.
Apa wajahku terlalu rumit untuk sulit diingat?

Hanya ingin memulai untuk untuk tersenyum bersama,
tertawa dan bahagia hingga uban memenuhi bulu.

Apa itu salah?
Memekarkan hati dengan kebahagiaan yang memang didamba?
Kini terlunta,
menyeret ke dalam perih,
tertusuk anak panah yang salah, dan terlalu dalam.

Apakah salah?
Saat bisa menciumi bahagia yang sekejap hadir karena senyuman,
belaian
serta
genggaman hangatnya tangan.

Lalu kini?
Sekilat itu semua meninggalkanku dalam jiwa yang telah dirajam iblis cinta.
Rohku melayang,
ditawan amukan sakit yang merajai hati.
Serambi suci telah dikosong paksa
oleh
cahaya merah yang berbayang dalam naungan.

Jikapun itu emas atau cinta,
aku tetap tertindih sakit yang abadi.
Mengapa harus ada awalyang manis sementara
kini aku disuguhkan akhir yang hanya terus menunyah pilu?