Menu Navigasi

Kamis, 11 Agustus 2011

Juga (Petualangan Cinta Part 1)

Juga

Ketika cinta bersemi, menghadirkan getar – getar syahdu di dada. Tersenyum sendiri dalam keramaian. Nyaris seperti orang gila, berjingkrak jingkrak seraya tertawa tak jelas.

Hari sabtu, sepulang olah raga bersama. Aku dan teman-temanku tengah beristirahat di bawah pohon beringin, seberang kantor camat. Sejuk karena rindangnya mampu menghalangi terik yang menyengat kulit. Duduk tak beraturan, dengan kancing baju terbuka. Meneguk es bergantian, satu kantung plastik untuk banyak mulut. Tanpa sedotan tanpa sendok.

Dia menatapku, melintas di hadapanku dan teman – temanku. Cantik, tercantik diantara temannya. Kami saling bertatap dalam sipu malu. Dia dan teman-temannya terus berlalu diiringi siulan gaduh teman-temanku. Para laki – laki yang mencari perhatian lawan jenis, dengan cara yang menurutku aneh.

*** ***** ***

Senin, sehabis upacara bendera. Aku menjadi pemimpin upacara tadi, dan Dia menjadi pembawa acara. Aku nyaris tidak dapat berkonsentrasi, menatapnya, mendengarkan alunanan suara merdunya. Aku telah memikirkannya, ini tidak bisa dibendung lagi. Segera meluap dan menjebol dinding hatiku. Aku harus mengutarakannya. Saat ini juga atau tidak sama sekali. Ruang kelas gaduh, guru kelas belum masuk sebabnya. Ini waktuku, kesempatan untuk menulis. Aku merobek kertas, buku catatan matematika paling belakang. Satu lembar kosong yang kugunakan untuk menulis sedikit kata.

*** ***** ***

Selasa, sepulang sekolah. Sahabatku –Dede Hidayat–, terbaik diantara sahabatku yang paling baik, berlari memanggil namaku. Dede memberiku kertas yang kutitpkan kemarin untuk dia. Masih kertas yang sama. Membukanya dan memulai membaca. Berisi tulisanku yang kemarin, ditambah tulisan tangannya.

Aku suka sama kamu

Aku juga suka sama kamu

Tuhan, aku senang bukann main, angin yang bertiup di sekujur tubuhku begitu sejuk. Dia juga menyukaiku. Terima kasih semuanya. Dia, wanita kecil tetangga kampungku. Adik kelasku, satu tahun dibawahku. Hania– siswi kelas lima. Aku berlari ke rumah, segera ganti baju lalu makan. Ceria karena satu kata dari dia – Juga – . Ya, juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar